Bab 152
“Tujuh hari?” Tracy bertanya dengan ragu.
Daniel tidak bicara sedikitpun, dia hanya memainkan alisnya.
“Tiga, tiga hari?” Tracy segera menguranginya, “Jika dalam waktu tiga hari aku tidak bisa mengembalikan kalung itu, maka aku, aku akan menandatangani perjanjian itu.”
“Kamu sendiri yang mengatakannya ya, aku tidak memaksamu.” Daniel bersandar di kursi dengan anggun, dengan ekspresi murah hati diwajahnya dia berkata, “Tiga hari lagi, di waktu yang sama, aku menunggumu di sini!”
“Aku mengerti.”
Tracy tidak tahu bagaimana dia bisa keluar dari gedung, sekarang sudah pukul 7:40 malam dan semua rekannya sudah pulang kerja.
Dia memanggil taksi dan pergi. Saat di dalam mobil, muncul sebuah keinginan untuk menangis, dia tidak mengerti, kenapa semua orang terus memaksanya?
Alice, Beatrice, Daniel, mereka semua membenciku…..
Dia hanya ingin melewati hari dengan damai, tapi kenapa semua orang tidak membiarkannya……
“Mau ke mana?” tanya supir taksi.
“Aku……” Tracy termenung sejenak, dan berkata “Bar Downtown.”
Setelah memikirkannya dengan saksama, Tracy memutuskan untuk pergi menceritakan hal-hal ini kepada “Gigolo Pelunas Hutang”, berdiskusi dengannya dan menghadapinya bersama.
Sebenarnya alasan mengapa Daniel memaksanya seperti ini, itu karena dia menyukainya dan ingin memilikinya.
Asalkan dia mengaku kepadanya, membawa pacarnya menemuinya, dan menjelaskan situasi dirinya dengan jelas, Daniel pasti akan memaafkannya.
Ketika itu, Tracy akan memikirkan cara untuk mengembalikan kalung rubi itu kepadanya, dan semuanya akan terselesaikan.
Memikirkan hal itu, Tracy mengirim pesan kepada “Gigolo Pelunas Hutang”: “Aku akan segera sampai di bar, kamu sudah sampai?”
Pihak lain tidak membalasnya…..
Tracy menyadarinya, dulu dia masih memiliki catatan obrolan pesan teks dengan “Gigolo Pelunas Hutang”, dan dia biasanya menjawab di sana.
Meskipun nomor di kontak sudah dihapus, tapi catatan pesan teksnya tidak dihapus.
Jadi dia mengirim pesan ke nomor lamanya itu.
Setelah berpikir bahwa nomor sebelumya telah dinonaktifkan, dia mengirim pesan teks yang sama ke nomor barunya “Gigolo Pelunas Hutang 2″.
Tak lama, “Gigolo Pelunas Hutang 2″ memanggil “Sayang, aku dalam perjalanan ke bar, kamu di mana? Aku akan menjemputmu.”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar