Bab 1604
“Obat pil yang ditinggalkan Mami?” Tracy terkejut, “Astaga, Biti, obat tak boleh sembarangan makan.”
Setelah bicara, ia lekas meminta orang memanggil Dokter Heidy, takut terjadi sesuatu dengan
Tini.
Bagaimanapun, Biti baru berumur dua tahun lebih, sedangkan obat itu tidak tahu digunakan untuk menyembuhkan penyakit apa. Jika Tini salah makan obat, maka akan sangat gawat.
Heidy awalnya sudah tertidur, begitu mendengar Biti memberi Tini makan obat tak jelas. Ja bergegas bangun dan mengomel. “Kalian begitu banyak orang, malah tak mampu menjaga satu anak kecil dengan baik.”
“Maaf, Dokter Heidy mengganggumu tengah malam.” Tracy lekas meminta maaf, “Sebenarnya ini adalah kelalaian kami. Aku sudah menghubungi rumah sakit, besok pagi bisa mengantar Tini ke sana, tapi sekarang membutuhkanmu pergi melihat keadaan Tini sebentar. Aku takut terjadi sesuatu dengannya.”
Dokter Heidy terpaksa memeriksa Tini dulu.
Saat ini waktu menunjukkan pukul dua subuh, Biti menguap lebar sambil mengucek–ucek mata. Wajahnya tampak lelah, Naomi sedih melihatnya, jadi akhirnya menggendongnya dan mengantarkannya kembali ke kamar dulu.
Walaupun mereka merasa Biti melakukan kecerobohan besar, tapi niatnya baik. Ia hanya mencemaskan kakaknya…
Ketika naik ke lantai atas, Naomi menenangkan Biti, “Bibi bukan sengaja ingin mengkritikmu, Bibi hanya mencemaskan Tini, jadi tadi ia agak keceplosan bicara, kamu jangan sedih.”
“Aku tahu…”
Setelah Heidy memeriksa Tini, ia pun terkejut, “Anch sekali, demam anak ini tiba–tiba menurun, kondisinya juga menjadi lebih baik.”
“Hah?” Tracy sangat terkejut, “Benarkah?”
“Coba aku tes darah dia lagi.” Heidy lekas mengambil darah Tini untuk diperiksa, “Hasilnya akan segera kita ketahui.”
“Baik.” Tracy tak berani pergi tidur, ia menunggu di kamar pasien.
Setengah jam berlalu, Heidy buru–buru jalan mendekat sambil memegang hasil laporan laboratorium. Ia berkata dengan semangat, “Ada perubahan dalam darahnya, walaupun hanya membaik sedikit, tapi sudah menuju ke arah yang lebih baik.”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar