Bab 1742
Setelah mengantar Dewi, Tracy kembali ke rumah, melihat Daniel sedang duduk di ruang makan sambil minum kopi dan membaca koran dengan santai.
Dia tidak bisa menahan amarah, menghampirinya dengan kesal dan bertanya, “Daniel, kenapa kamu membohongi kakak iparku?”
Daniel meletakkan koran, melihatnya sambil tersenyum, “Istriku sudah kembali, duduk dan makan sarapan dulu.”
“Katakan dengan jujur.” Tracy menarik telinganya dengan kejam.
“Kamu duduk dulu, aku akan memberi tahumu perlahan–lahan.” Daniel juga tidak marah, membujuknya untuk duduk, lalu menjelaskan dengan sabar, “Kamu sudah melihat buku tagihan itu, ‘kan?”
“Sudah.” Tracy memelototinya dengan marah, “Meski itu sedikit keterlaluan, tapi kamu sendiri sudah memberikan sidik jari. Kita harus jujur dan menepati janji. Berhubung sudah berjanji pada orang lain, maka harus bisa menepatinya. Kalau tidak bisa, maka dari awal jangan menyetujuinya.”
“Saat itu aku sekarat, tidak sadarkan diri, dia sendiri yang menggigit tanganku sampai berdarah dan menempelkan sidik jari, aku tidak bersalah.” Daniel tampak tak berdaya …….
“Setelah aku sadar, dia mengancam dan memerasku dengan berbagai cara. Kalau aku tidak menurutinya, dia akan menyuruh serigalanya memakanku. Menurutmu, apa yang bisa aku lakukan ….”
“Itu ….” Tracy juga merasa sependapat dengannya, “Hal seperti itu, memang kebiasaannya.”
Setelah terdiam sesaat, dia menyalahkan lagi, “Tapi, tidak peduli bagaimanapun, akhirnya dia bisa menyelamatkanmu, seharusnya kamu bernegosiasi baik–baik dengannya, lalu memberikan imbalan yang setimpal, mana boleh kamu membodohinya dengan 10 milyar?”
“Aku tidak membodohinya.” Daniel berkata dengan serius, “Sekarang semua aset Grup Wallance atas namamu, aku hanya punya sedikit uang saku. Hari ini aku bahkan minta Pengacara Joy menghitungnya, totalnya hanya 20 milyar, dibagikan setengah padanya, pas 10 milyar.”
“Kamu ….” Tracy terdiam beberapa saat, “Pantas saja orang bilang bahwa kalau tidak licik, maka tidak bisa menjadi pengusaha. Kamu memang seorang pengusaha licik!”
“Hahaha …” Daniel tertawa, merangkul bahunya dan berkata, “Sudah, sudah, aku hanya bercanda. Tenang saja, aku pasti akan memberikan imbalan yang pantas untuknya.”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar