Bab 1757
“Otakmu…” Jasper menatap Dewi dengan kasihan, ingin bicara tetapi menghentikannya, “Sekarang ilmu medis sangat maju. Kamu juga masih muda, pasti ada kesempatan.”
Selesai mengatakan hal itu, dia buru–buru pergi.
“Ugh….” Dewi tertegun, lalu buru–buru bertanya pada perawat, “Apa maksudnya?”
Perawat itu ragu sejenak, barulah berkata, “Awalnya aku takut kamu tidak bisa menerimanya, jadi tidak memberitahumu. Tidak disangka Kak Jasper….
“Omong kosong, sebenarnya ada masalah apa?” Dewi menjadi sangat panik.
“Dokter bilang ada beberapa pecahan logam di otakmu dan menekan saraf otak, mungkin ….” Perawat itu menatapnya dengan ekspresi iba, “Mungkin tidak bisa hidup lama lagi. Kalaupun bisa hidup, takutnya juga akan menjadi idiot.”
“…” Dewi tak bisa berkata–kata, “Dokter mana yang bilang?”
“Jody adalah dokter bedah terbaik di Negara Maple.” Perawat berkata dengan suara kecil, “Juga merupakan dokter utama yang mengobati Tuan.”
“Apa sudah melakukan foto X–ray?” Dewi malas bicara lebih lanjut.
“Sudah.” Perawat membawa beberapa hasil foto X–ray itu.
Dewi melihatnya dengan teliti, memang ada beberapa pecahan logam di otak belakangnya yang menekan saraf otaknya.
Namun, sebelumnya jelas–jelas dia merasa kondisi lukanya tidak begitu serius. Diperkirakan tabrakan mobil menyebabkan pecahan logam itu bergeser dan menekan saraf.
Masalah ini memang sedikit merepotkan, tapi juga bukan tidak bisa disembuhkan. Hanya bisa dibilang kemampuan Dokter Jody itu terbatas.
Dia melihat lagi beberapa hasil foto itu. ‘Bagus, bukan hanya bagian kepalanya yang terluka, lengan kiri juga patah, bahkan satu tulang rusuknya patah ….‘
Sekarang Dewi merasa, meskipun mengisi selembar cek ini dengan nominal paling tinggi, tetap tidak bisa mengganti kerugiannya.
“Dokter Jody bilang, setelah luka di wajahmu sedikit pulih, nanti akan mengenalkan seorang dokter bedah wajah untukmu.” Perawat itu berkata dengan hati–hati, “Kamu tidak perlu khawatir, sekarang ilmu medis sangat maju, pasti bisa memulihkan wajahmu ….”
“Ada apa dengan wajahku?”
Dewi buru–buru mengulurkan tangan untuk meraba wajahnya. ‘Bagus, wajahnya dibalut sangat tebal dengan kain kasa, sama seperti mumi,‘
Pantas saja pria tadi dan bawahannya tidak mengenali dirinya.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar