Bab 1759
Selesai mandi dan membalut lukanya dengan baik, Dewi pun mengikuti perawat pergi ke ruang kerja.
Begitu membuka pintu, sinar mentari menyinari.
Seluruh dinding di hadapannya terbuat dari kaca, di luar ada hutan bambu, batang bambu yang berwarna hijau bergoyang dengan lembut mengikuti angin, bagaikan sebuah lukisan yang menghiasi ruang kerja dan membuatnya menjadi segar!
Cahaya mentari yang menyinari hutan bambu masuk ke dalam menembus dinding kaca, membawa kehangatan.
Membuat hati orang merasa tenang.
Lorenzo duduk di kursi kayu yang berada di depan tembok kaca itu, sedang melihat dokumen menggunakan laptopnya. Bunga magnolia di sampingnya kebetulan sedang mekar, memberikan aroma yang menenangkan di udara.
Wajah yang tampan dengan ekspresi dingin, terlihat luar biasa agung di bawah sinar mentari. Dengan mengenakan kacamata berbingkai putih di hidungnya yang mancung dan sosok dirinya yang duduk dengan tenang, ketampanannya membuat orang sulit bernapas!
Dewi menjadi terlena oleh pemandangan indah di depannya ini, langkah kakinya terhenti, lalu menatap pria itu dengan tertegun. Setelah beberapa lama, barulah kesadarannya kembali.
“Masuklah!” Jasper menyapa.
Dengan dibantu oleh perawat, Dewi berjalan masuk sambil tertatih–tahih.
Jasper menunjuk ke arah sofa, perawat pun memapahnya duduk, lalu mundur ke samping dengan tenang.
Menerima maksud dari Lorenzo, Jasper pun berkata pada Dewi, “Memintamu datang karena mau menjelaskan beberapa hal.”
“Pertama, sekarang kondisi penyakitmu sudah termasuk stabil. Mulai besok, aku akan mengaturkan rumah sakit terbaik di San Fransisco untukmu menjalani pengobatan.”
“Kedua, mengenai cek yang diberikan padamu sebelumnya, itu untuk biaya ganti rugi. Setelah besok kamu dirawat inap di rumah sakit, utang di antara kita sudah termasuk selesai.”
“Ketiga…..”
“Tunggu sebentar.” Tiba–tiba Dewi memotong perkataan Jasper, “Uang itu tidak cukup.”
“Hati?” Jasper sedikit tertegun, “Batas maksimalnya adalah 10 juta dolar, masih tidak cukup?”
“Sebelumnya, aku mengira diriku hanya mengalami luka luar, tentu saja nominal itu tidak masalah. Tapi, sekarang wajaliku juga rusak, dan ada kemungkinan berubah menjadi idiot, tentu saja uang itu tidak cukup.”
Dewi berkata dengan tegas dan percaya diti.
“Nona, jangan terlalu tamak.” Jasper menatapnya sambil mengerutkan kening, “Kami sudah mengurus seluruh biaya pengobatanmu di rumah sakit. Sepuluh juta dolar itu diberikan padamu sebagai kompensasi.”
“Rumah sakit apa? Aku tidak peduli. Aku bisa mengobati diriku sendiri.” Dewi memasang ekspresi meremehkan, “Berikan biaya pengobatan itu padaku. Aku sendiri yang akan bertanggung jawab!”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar