Bab 1811
“Kalau begitu, pikirkan baik–baik.” Kesabaran Lorenzo sudah habis, “Perjamuan belum dimulai, masih sempat untuk menyesalinya sekarang!”
“Ugh….” Pangeran Willy buru–buru menjelaskan, “Bukan itu maksudku.”
“Kekayaan tidak datang dengan mudah.” Lorenzo berkata dengan datar, “Di dunia ini, tidak ada kesuksesan tanpa risiko!”
“Ya, aku tahu ……..”
Sebelum Pangeran Willy selesai berbicara, Lorenzo sudah meletakkan gelas anggurnya, berdiri dan pergi….
“L.” Pangeran Willy buru–buru menghentikannya, “Aku memang sedikit khawatir. Justru karena kita adalah rekan dan sahabat, makanya aku berterus–terang padamu.
Tapi, ini tidak berarti bahwa aku akan memutuskan hubungan kerja sama. Kamu benar, kesuksesan apa pun berisiko, aku tahu itu. Aku tidak pernah berpikir untuk mundur
“Tidak apa–apa.” Lorenzo melihat jam tangannya, “Kamu masih punya waktu satu jam untuk mempertimbangkannya.”
Setelah mengatakannya, dia berbalik dan pergi
Pangeran Willy menatap punggungnya dengan ekspresi khawatir.
“Sifat Tuan L benar–benar….” Robin hanya bisa menghela napas, “Pangeran, Anda hanya mengungkapkan kekhawatiran Anda. Kenapa sikapnya langsung berubah seperti itu?”
“Diam.” Pangeran Willy dengan tegas menegurnya.
Robin langsung menundukkan kepalanya, tidak berani banyak bicara.
“Sikap L. memang angkuh, aku yang salah bicara.” Pangeran Willy merasa malu, “Tuan Besar dari Keluarga Louis Prancis selalu ramah padanya, tapi dia memilih untuk bekerja sama denganku. Seharusnya aku memanfaatkan kesempatan ini dan tidak berpikir terlalu banyak.”
“Tapi wajar bagi Anda untuk mengungkapkan kekhawatiran Anda.” Robin merasa kasihan padanya, “Sekarang kalian berada di kapal yang sama, semua orang harus memikirkan kepentingan bersama….‘
“Dia memiliki temperamen yang angkuh, tidak suka dicurigai, dan tidak suka dibandingkan dengan Daniel.” Pangeran Willy masih merenung, “Kelak, aku harus lebih hati–hati.”
“Anda juga jangan terlalu menyalahkan diri sendiri. Anda telah melakukannya dengan baik.”
Robin merasa sedikit kasihan melihat tuannya yang begitu mengintrospeksi diri.
“Bersiap–siaplah dulu, kita akan berangkat satu jam lagi.”
Desak Pangeran Willy.
“Baik.” Robin segera pergi untuk mempersiapkannya.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar