Bab 1825
Saat kembali ke atas gunung, Dewi segera mengambil darah ular beracun itu untuk diperiksa, lalu meneliti cara pengobatan baru.
Jasper terus menjaga Lorenzo.
Jeff masih mendesaknya beberapa kali, sangat panik hingga seperti cacing kepanasan.
Pada pukul 2 subuh, akhirnya Dewi sudah membuat obat baru. Dia segera menerapkannya pada Lorenzo, termasuk obat oles.
Setelah segalanya selesai diurus, Dewi sudah sangat kelelahan. Dia pun berpesan, “Bersihkan tubuhnya, lalu ganti bajunya.”
Selesai bicara, Dewi pun bersiap kembali ke kamar.
“Tabib Dewi, kamu tidak boleh pergi.” Jeff buru–buru menahannya, “Bagaimana Jika Tuan kembali demam?”
“Aku akan kembali lagi setelah mandi.” Dewi sedikit lelah, “Malam ini adalah waktu penentuan, aku akan berjaga di sini. Kalian siapkanlah selimut untukku di sofa.”
“Baik, baik, akan segera disiapkan.”
Jeff mengangguk berulang kali.
Dewi kembali ke kamar untuk mandi. Namun, luka di bagian kepalanya terasa sakit lagi. Dia tahu bahwa dirinya tidak bisa tinggal terlalu lama lagi.
Dia harus secepatnya menyembuhkan Lorenzo, lalu pergi dengan membawa uang.
Namun, setiap kali bermimpi, pria itu selalu menyebut nama “Wiwi“. Sebenarnya, siapa itu?
Mengapa begitu mendengar nama itu, ada sebuah perasaan aneh di hatinya?
Sakit ….
Semakin lama semakin sakit.
Dewi memegang bagian belakang kepalanya, berusaha untuk tidak memikirkan hal itu lagi.
Setelah beres–beres dan berganti pakaian santai, dia pun pergi ke kamar sebelah.
“Tabib Dewi.” Jasper segera menyapanya, “Tuan masih demam tinggi, tidak turun sedikit pun.”
“Kamu bisa tidur di kondisi seperti ini?”
Melihat banyak orang yang memenuhi kamar, serta lampu yang terang benderang, Jasper pun mengerutkan
kening.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar