Bab 1856
“Katakan.”
“Informan di Bunaken memberi tahuku bahwa anak perempuan Presdir James melelang sebuah kalung safir di pasar gelap, kebetulan aku sudah selesai membereskan urusan panti asuhan.
Malam ini, aku akan ke Bunaken.
Orang–orang di pasar gelap sudah memeriksanya, Itu adalah kalung safir yang tak ternilai harganya, berasal dari keluarga kerajaan Fraund, sesuai dengan harga pasar, kalung itu paling sedikit bernilai 100 milyar, harganya akan lebih tinggi jika dilelang
Aku sudah minta orang di pasar gelap untuk menghubungi Nona Smith itu, ia sedang dalam
perjalanan, setelah nanti kita bertemu, berapa harga yang harus aku buka?”
Kira–kira 2 milyar.” Dewi menjawab langsung.
“Hah? 2 milyar?” Brandon sedikit tidak setuju, “Aku tahu maksudmu, seseorang yang telah kehilangan ayahnya, gadis yang sebatang kara dan tidak berdaya, jika terlalu banyak memegang uang akan sangat berbahaya. Tapi, bukankah kita harusnya memberikannya lebih banyak.
uang?”
“Lahir dalam kesedihan, mati dalam damai!” Dewi sungguh yakin, “Di saat–saat ini, jika dia punya terlalu banyak uang, dia akan mudah menyerah pada diri sendiri, sebaliknya, kalau ia hanya punya sedikit uang, dia bisa menghidupi hidupnya dan sedikit memiliki tekanan, dengan begini, dia baru bisa berjuang untuk maju.”
“Aku mengerti.” Brandon sangat penurut.
“Simpan kalung itu dengan baik, kembalikan padanya di masa depan.” Dewi memerintahkannya.
“Aku tahu, kakakku sedang membalas kebaikan mereka, hanya tidak terlihat saja.
Perkataan Brandon mengandung sedikit ejekan, namun juga sangat menghormatinya, “Kamu bilang, kamu masih muda, bagaimana kamu bisa hidup begitu bijaksana?”
“Sudahlah, bicara denganmu bikin sakit kepala…”
Dewi langsung mematikan telepon, la lalu memegang kepalanya dan berbaring di atas kasur.
Akhir–akhir ini la selalu kelelahan dan mudah lupa, dalam sekejap mata ia lupa, ia meletakkan
sebuah barang dimana barusan
la tahu, pecahan logam di bagian belakang kepalanya sudah mempengaruhi ingatannya, ia harus mengatur jadwal operasi sesegera mungkin, jika tidak, ia tidak berani membayangkan akibatnya.
la sudah memutuskan bahwa malam ini ia akan berbicara dengan Lorenzo untuk meninggalkan tempat ini, jika ia tidak menyetujuinya, Dewi akan langsung membuka kartu AS–nya…
Tepat saat sedang memikirkan hal ini, terdengar suara Nola dari luar, “Malam ini akan ada tamu datang, beberapa dari kalian cepatlah ke dapur untuk bantu–bantu.”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar