Bab 1875
Begitu semua orang keluar, Dewi segera menjatuhkan dirinya ke atas ranjang, mengambil semua perhiasan itu dan berseru dengan antusias, “Kaya raya, kaya raya, hahaha.”
Perhiasan mahal sebanyak ini, bahkan hampir melebihi seluruh hartanya.
Lorenzo jauh lebih kaya dari bayangannya.
Impiannya seumur hidup ini adalah menjadi kaya tanpa bekerja, lalu menikmatinya sampai mati!
Dia juga pernah berpikir ingin giat bekerja, mencapai kebebasan finansial pada usia 30 tahun, lalu berkeliling dunia.
Apa impian ini akan terwujud lebih cepat?
Ada orang yang bersedia menghibur dan memanjakannya seperti ini, benar–benar hal yang sangat membahagiakan.
Orang itu juga tidak menyebalkan..
Sebenarnya hidup seperti ini juga lumayan, bersantai setiap hari, dilayani oleh begitu banyak orang, ada makanan dan minuman enak, juga ada hadiah yang bisa diterima.
Lebih baik tinggal di sini saja.
Dewi hampir saja terpengaruh, tapi dia segera tersadar, bukan, tidak boleh begini, kalau tetap di sini, dia harus menikah dan melahirkan anak.
Melahirkan itu menyakitkan.
Lalu, setelah melahirkan anak, dia akan terjebak selamanya dan tidak bisa bepergian lagi.
Dia menyukai kehidupan yang bebas, tidak suka dikekang, diatur, juga lingkungan penuh intrik dan perseteruan ini.
Dewi sering melihat keluarga besar seperti ini, selalu dipenuhi oleh pertikaian, semua kerabatnya berniat buruk, dan akan langsung masuk jebakan kalau tidak berhati–hati.
Selain masalah pengobatan, dia tidak ingin menghabiskan pemikirannya untuk menghadapi perseteruan dengan orang lain setiap hari.
Bahkan baru berlalu beberapa hari, sudah muncul Sammy Moore dan Wati.
Entah siapa lagi yang akan datang kelak.
Saat memikirkan ini. Dewi kembali meletakkan nerhiasan ini
Meski menyukai uang, tetap harus didapatkan dengan halal.
Dia tidak boleh menginginkan yang tidak selayaknya dia dapatkan.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar