Tiga Harta: Ayah Misterius…
Bab 1882
“Tuan!”
Sekelompok orang mengenakan jas dan sepatu kulit datang menyambutnya, dengan hormat menyapa Lorenzo.
Dewi pada awalnya tidak dapat berbicara bahasa Emron. Namun, selama beberapa hari belakangan ini, ia tinggal di kastil dan perlahan-lahan mempelajarinya.
Mendengar percakapan sederhana Lorenzo dengan mereka, ia pun menyadari bahwa mereka adalah orang tertinggi dari tiga keluarga besar Kingsley, Young, dan Henderson.
Mereka memperlakukan Lorenzo dengan penuh hormat, hubungan mereka terlihat baik-baik saja.
Namun, pertikaian antar keluarga seperti ini adalah hal yang paling rumit. Dewi tidak memahaminya, dan enggan untuk memikirkannya….
Hanya saja, Dewi dapat merasakan tatapan mereka tertuju padanya dari waktu ke waktu, seolah- olah sedang berusaha menyelidiki latar belakangnya.
Mereka pun tidak berani banyak bertanya karena Lorenzo sendiri tidak memperkenalkan Dewi kepada mereka. Rombongan itu pun hanya mengobrol sambil berjalan menuju aula.
Aula itu begitu megah. Cahaya berkilauan terpancar dari lampu kristal yang begitu menawan. Alunan musik yang romantis berkumandang memenuhi aula. Para bangsawan berpakaian anggun saling bersulang dan mengobrol.
Benar-benar adegan yang begitu spektakuler
Namun, ketika pintu besar berwana emas itu terbuka dan Lorenzo menggandeng Dewi masuk ke aula, semua orang langsung menoleh dan menundukkan kepala mereka memberikan hormat.
Saat itu juga, ada dua pria berusia paruh baya bersama istri dan anak-anaknya datang menghampiri mereka, lalu dengan ramah menyapa Lorenzo.
Dewi tidak begitu memahami pembicaraan mereka, namun ia tahu kalau mereka adalah tuan rumah keluarga Young dan Henderson.
Meskipun sikap mereka terhadap Lorenzo masih terlihat sedikit angkuh, namun mereka terlihat
baik dan ramah, sama seperti senior yang memperhatikan juniornya yang telah tumbuh dewasa,
bahkan aktif menanyakan identitas Dewi.
Lorenzo merangkul Dewi, dan langsung memperkenalkan, “Ini tunanganku, Wiwi!”
“Tunangan?”
Baik keluarga Young maupun Henderson sama-sama terkejut. Suasana pun terasa canggung.
Namun, seperti sebuah drama, ekspresi mereka dalam seketika langsung berubah drastis.
“Hahaha, Presdir Young dan Presdir Henderson masih sibuk memilihkan wanita untukmu. Tak
disangka, ternyata kamu sudah memiliki tunangan.”
Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang santai. Dewi mendongak dan menatap seorang pria yang
berperawakan tinggi dan berwajah tampan.
Pria itu kira-kira berusia tiga atau empat puluh tahun. Kedua matanya terlihat cekung,
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar