Bab 1953
Dari jarak sejauh ini, Dewi bahkan dapat merasakan bahwa kesabaran Lorenzo hampir habis, khawatir kalau amarahnya akan segera meledak
Tiba-tiba ada sebuah dorongan yang timbul dalam hati Dewi untuk segera mencari Lorenzo dan membantunya.
Saat itu juga, Lorenzo seperti merasakan sesuatu, dan menoleh ke arahnya….
Dewi tanpa sadar langsung membalikkan tubuhnya, tidak membiarkan wajahnya terlihat oleh Lorenzo.
“Cepat pergi!”
Bibi Lauren menarik Dewi menuju ke tempat parkir.
Sepanjang jalan, Dewi menyadari ada yang tidak beres. Tidak jauh dari sana, tampaknya sejumlah besar pasukan telah dikirim secara diam-diam untuk memblokir semua pintu masuk dan keluar.
Ada juga beberapa pengawal berpakaian sipil yang memasuki kastil, mirip seperti pengawal yang berjaga ketika Lorenzo sedang berada di ruang rapat….
“Tidak,” Dewi menghentikan langkahnya dan berkata dengan cemas, “Apa Wakil Presiden berusaha memaksa Lorenzo?”
“Sepertinya begitu,” Bibi Lauren berbisik, “Kalau melihat seluruh prajurit ini, dikhawatirkan. Lorenzo tidak dapat pergi kalau ia tidak menyetujui persyaratan yang diajukan oleh Wakil Presiden pada malam ini. Kita harus bergegas, untuk menghindari munculnya masalah jika kita
terlambat.”
“Tapi ….”
“Dewi,” Bibi Lauren menebak apa yang ingin dikatakannya dan langsung menyela pikirannya, “Kamu bukan seorang penyelamat dunia. Kamu tidak dapat mengubah keadaan dengan hanya mengandalkan kemampuanmu seorang diri!”
Mendengar kata-kata ini, Dewi pun menunduk. Memang, ini bukan hutan, ia tidak bisa berbuat
apa-apa….
“Ia akan baik-baik saja,” Bibi Lauren menepuk-nepuk pundaknya, “Tujuan dari sengketa perebutan kekuasaan adalah untuk meraih keuntungan. Sekarang seluruh kekayaan keluarga Moore ada di tangan Lorenzo, tidak akan ada yang berani menyentuhnya saat ini. Tebakanku paling hanya memaksanya untuk menandatangani beberapa perjanjian.”
“Tapi kalau mengikuti temperamen Lorenzo, ia tidak akan menyerah.” Dewi seolah-olah dapat memprediksi hasilnya, “la pasti akan bersikeras mempertahankan pendiriannya. Apabila mereka
bersikukuh saling melawan satu sama lain, pertempuran malam ini tidak akan bisa dihindari.”
“Lalu, memangnya kenapa? Ini bukan urusanmu,” Bibi Lauren mengingatkannya dengan serius, “Kalau kamu tetap tinggal, kamu harus menghadapi hal-hal seperti ini kapan saja di masa mendatang. Kamu harus mengkhawatirkannya setiap hari. Apa kamu bisa tahan?”
Dewi kembali terdiam setelah mendengarnya….
“Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Ayo kita pergi.”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar