Bab 1971 Firasat Buruk
Dalam perjalanan ke bandara, Lorenzo memeluk Dewi, enggan untuk berpisah. Meskipun hanya berpisah selama beberapa hari, tapi hatinya merasa tidak tenang.
Malah, Dewi yang tidak berperasaan. Dia masih berencana ingin kulineran setelah kembali ke Kota Bunaken, juga berkata ingin bertemu dengan beberapa teman lamanya.
Intinya, dia sama sekali tidak mengkhawatirkan Lorenzo, dan juga tidak memikirkan kapan mereka bisa bertemu lagi…..
Lorenzo berinisiatif untuk mengatakannya lagi, “Aku akan mencarimu begitu selesai. Tunggu
aku!”
“Tidak usah buru-buru. Kamu urus dengan baik urusanmu.” Dewi tidak terlalu peduli.
Hati Lorenzo agak sedih. Wanita bodoh ini, mengapa tidak memikirkannya sama sekali?
Tanpa sadar, mereka telah tiba di landasan pesawat.
Setelah turun dari mobil, salju telah berhenti. Semua personel bandara sudah melakukan persiapan. Jasper sedang membicarakan situasi pada mereka dan membawa semua barang bawaan ke dalam pesawat.
Lorenzo merapikan kerah Dewi, memegang wajahnya dengan tangannya dan berkata dengan lembut, “Ingat, jangan pergi sembarangan. Tunggu aku!”
Sebuah kalimat yang sederhana, mengandung kasih sayang dan nasihat.
Lorenzo biasanya tidak suka banyak bicara. Tapi hari ini, dia selalu mengingatkannya beberapa kali di sepanjang jalan…..
“Aku tahu!”
Dewi berjinjit dan menciumnya.
Lorenzo tercengang. Ini adalah pertama kalinya dia berinisiatif untuk menciumnya.
Kegembiraan meledak di hatinya. Dia dengan semangat ingin membalas ciumannya, tapi Dewi
telah melarikan diri ….
Seperti seekor kelinci, dia menaiki tangga dan langsung berlari ke pintu kabin, baru berbalik dan. melambai padanya, “Pergilah!”
Lorenzo menatapnya dengan penuh kasih sayang. Dia mengatupkan bibirnya, memikirkan ciuman tadi, hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan ….
“Sangat romantis! Iri!!!”
Jasper memandang mereka dengan iri, merasa bahagia untuk tuannya dari lubuk hatinya. Dia merasa bahwa Tuan akhirnya berhasil karena terus bertahan dan pantang menyerah.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar