Bab 272
Setelah Winnic keluar, Tracy mencuci wajalinya di wastafel, lalu mengingatkan dirinya untuk tetap tenang dan tidak bersikap kasar.
Ketika memikirkan Daniel, hatinya merasa marah.
Jelas–jelas dia adalah orang yang menginjak dua perahu dan menggoda wanita lain di hadapannya. Daniel begitu tenang, tapi kenapa Tracy begitu panik seperti telah melakukan kesalahan?
Awalnya hubungan percintaan ini tidak normal, hanya hubungan kontrak saja, dan selalu sembunyi–sembunyi…
Memangnya dia masih bisa berharap Daniel sctia padanya seperti pasangan normal lainnya?
Sebenarnya jika dipikir, sejak awal dia tidak pernah berpikir untuk berpacaran dengannya.
Tapi karena keagresisan Daniel, Tracy tidak mampu melawan, dia terpaksa mematuhinya...
Bukankah dia terus menantikan hari ketika Daniel bosan dan memberinya kebebasan?
Kenapa sekarang dia begitu bingung, ketika melihat Daniel sedikit lebih inum dengan wanita lain?
Tidak boleh seperti ini, tidak boleh, tidak boleh!!!
Tracy mengambil napas dalam–dalam, membuat senyuman dengan jari–jarinya, dan berkala pada dirinya sendiri harus tenang, harus tenang dan harus teguh pada pendirian...
Selama tidak mempedulikannya, dia tidak akan terpengaruh!
Tracy mengucapkan perkataan ini di dalam hatinya berulang kali, lalu berjalan keluar dari kamar mandi dan mulai bekerja dengan serius.
Setelah merapikan pantri, waktu menunjukkan pukul sebelas, dan rapat pun selesai.
Beberapa petugas kebersihan sedang membersihkan, Tracy serta Bella membereskan dokumen rapat dan hendak menghancurkannya.
Ketika sedang membereskan dokumen, sosok tinggi dan ramping yang familiar masuk, muncul di hadapan Tracy.
“Presdir!” Semua orang menundukkan kepala memberi salam.
Tracy menatapnya, lalu menundukkan kepala dan lanjut bekerja.
Daniel memberi isyarat, semua orang mundur, dan Tracy juga hendak mundur, tapi dia ditarik dan didorong langsung ke kursi eksekutif hitam.
Kursi presdir didorong ke belakang dengan cepat, Daniel mengaitkannya dengan kakinya, dan kursi itu meluncur ke hadapannya lagi.
w
Dia mclciakkan tangannya di sandaran tangan kursi dan bersandar di dekat Tracy. Seperti binatang buas yang menjebak di bawah naungannya.
Tracy terdiam, dia mengangkat matanya yang besar dan jernih, ia menatapnya dengan marah.
Dia penuh amarah dan keraguan menunggu dia menjelaskan.
“Ah!” Daniel menatapnya seperti ini, bahkan tertawa sambil mencubit dagunya dan bertanya, “Cemburu? Halı?”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar