Bab 289
Tracy menutup pintu, dengan cepat ia bertukar pakaian dengan gadis itu.
Meskipun bentuk tubuh gadis ini tidak seindah Tracy, namun tinggi tubuhnya tidak jauh berbeda dengan Tracy, gali kecil ini muat dikenakan Tracy.
Apalagi sejak dikenakan Tracy, gaun kecil yang tadinya sederhana, kini terlihat sangat elegan!
Agar tidak dikenali orang lain, Tracy mencari selclai kain kerudung yang dibuat menjadi kain cadar menutupi wajahnya, hanya memperlihatkan sepasang mata yang jernih dan lincah.
“Kakak, kamu sangat pintar, dengan begini tidak akan ada orang yang bisa mengenalimu!”
Gadis itu berscru dengan penuh semangat.
“Tunggu aku disini, selesai tampil aku akan kembali lagi kesini untuk mencarimu.” Tracy menginstruksikan gadis itu, lalu menyerahkan sebuah tas tangan kepadanya, “Tolong kamu bantu aku simpan ini.”
“Baik.” Gadis itu menganggukkan kepala, “Kak, namaku Windy, mahasiswa Universitas Musik Bunaken, siapa namamu?”
“Namaku Tracy.” Saat Tracy berkala, dari luar terdengar suara ketukan pintu, diikuti dengan teriakan kemarahan Direktur Fanny, “Kenapa pintunya dikunci? Windy, kamu mau tampil tidak?”
Dalam sekejap Windy panik, dengan suara rendah bertanya, “Bagaimana ini?”
“Jangan takut.” Tracy mendorong Windy beserta kotak obatnya ke belakang tirai, lalu membawa partitur piano keluar
“Apa yang kau lakukan? Direktur Fanny inclihatnya, mengira ia adalah Windy, “Untuk apa mengenakan cadar? Apa langanmu bisa memainkan...”
Direktur Fanny menundukkan kepala melihat tangan Tracy, tidak ada luka sedikitpun, hanya ada bekas luka di tangan kirinya yang sudah mengering
“Kamu...” Direktur Fanny tercengang.
“Aku segera naik ke panggung” Tracy tidak menunggu Direktur Fanny sadar, ia langsung membawa partitur piano berjalan menuju aula perjamuan.
“Siapa kau? Jangan mengacaukan acara ini.” Direktur Fanny dengan cepat mengejarnya.
umpilaninyak
Saat ini, grup biola sudah menyelesaikan penampilannya Tracy langsung membawa partitur piano naik ke atas panggung...
Mpu sorot pants
Warung sud
“Hey.. Direktur Fanny mengejar ke atas panggung, namun lampu sorot panggung sudah menyala, ia terburu–buru mundur, berdiri di pinggir panggung dengan cemas.
Tracy berdiri di depan piano, memberikan salam, lalu duduk di atas kursi piano, ia mulai memainkan ‘Croatian Rhapsody!
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar