Bab 4:11
Mereka berdua sedang bekerja, ketika Tracy tiba–tiba melihat punggung yang familiar, ia mulai genclar...
Dia!
Setiap kali Daniel datang ke bar, dia mengenakan jaket kulit hitam dan topeng setengah berwarna hitam yang inisterius dan dingin. Sosoknya yang ramping dan tinggi, bahkan di koridor yang gelap, tetap penuh dengan aura dominasinya!
Seolah–olah dia adalah dewa di neraka, membuat orang gemetar ketakutan.
Kenapa dia ada di sini?
Apakah ingin bersenang–senang sama seperti pria lain?
Pikiran Tracy sangat kacau dan suasana haunya rumit tidak bisa diungkapkan dengan kata–kata, dia terus menatapnya dan tidak bisa berpaling sekian lama.
Hingga dia masuk ke ruangan yang familiar, baru dia memalingkan tatapannya...
“Kak Tracy, ada apa?” Windy menepuk pundak Tracy.
“Tidak apa–apa.” Tracy kembali sadar, “Vil ingin es batu, akan kuambilkan.”
“Aku saja, sekarang ada tamu di ruangan depan, layanilah, mungkin kakak bisa mendapatkan beberapa pesanan.” Windy mengambil nampan di tangannya, “Cepat pergi, gesitlah sedikit!”
“Haha, baiklah!”
Tracy merasa geli dengan perkataan Windy, dia sudah ada di sini selama seminggu dan mendapatkan pesanan paling sedikit.
Helen bilang kepadanya beberapa kali, bahwa dia harus tahan malu dan harus bisa menjualnya dengan genit, kalau tidak, dia hanya bisa mendapatkan gaji pokok.
Helen bahkan mendemonstrasikan cara membujuk pelanggan agar memesan, tapi dia tidak bisa mengikutinya, lalu wajalınya berubah pucat karena marah, dan akhirnya memberinya peringatan kartu kuning, jika penjualan bulan ini masih rendah, dia akan dipecal.
Tracy menjadi cemas setelah mendengarnya dan dengan cepat mengatakan bahwa dia akan bekerja keras.
Demi membantunya, Windy mencoba sebisa mungkin mencari cara agar Tracy mendapatkan pesanan setiap hari.
“Kakak masih tertawa?” Windy tidak bisa menahan tawa, “Para pelayan senior di sini, karena kualifikasi akademik dan penampilan mereka, maka diutus ke arca ruangan. Betapa i beruntungnya mereka yang baru memulai tiga hari, sudah memiliki tabungan dalam tiga bulan, kerja sctahun bisa membeli rumah, bagaimana denganmu? Kakak sudah tujuh hari di sini dan penjualanmu sedikit. Menurutku, kakak tidak benar–benar kekurangan uang.”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar