Bab 499
Daniel buru-buru pulang ke rumah. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Tiga anak duduk di sofa aula utama menunggu maminya.
Tangan Carlos memegang sebuah buku, ia tampak sedang membaca buku dengan tenang. Tetapi, setiap beberapa detik sekali, ia selalu mendongakkan kepala melihat ke arah pintu luar. Menantikan sosok mami.
Satu tangan Carles memegang makanan burung beo, satu tangannya lagi menyuapi burung beo makan. Dirinya sendiri malah tidak bernapsu makan. Tidak bertemu mami, ia tidak selera makan.
Carla memeluk boneka alpaca bersandar di sofa dan tertidur dengan kepala menggantung. Kadang-kadang ia membuka mata mengantuknya melihat ke luar.
Ketika mendengar suara mobil, ketiga anak segera sadar.
Carlos lekas meletakkan buku di tangannya dan bersiap mengenakan sepatu berjalan keluar.
Sedangkan, Carla berlari keluar tanpa beralas kaki. Suara menggemaskannya berteriak penuh antusias, “Mami, Mami….
Carlos telah selesai mengenakan sepatu kulitnya dan buru-buru keluar.
“Kak Carlos, Carla, tunggu aku.” Carles berseru.
“Tunggu aku!” Roxy ikut berteriak.
Perawat lekas memapahnya naik ke kursi roda dan mendorongnya keluar.
Ia mendekap Roxy sambil menjulurkan leher melihat ke luar.
Pintu mobil dibuka, orang yang turun hanyalah pria tinggi dan galak ini. Tidak ada maminya.
Carla tertegun, lalu tersenyum, “Mami, jangan bermain petak umpet. Cepat keluarlah!”.
Dengan kaki pendek kecilnya berlari mengelilingi mobil. Ia ingin mencari sosok
mami,
“Mana mami?” Carlos mengernyitkan kening ketika tidak melihat mami. Ia tidak seperi Carla yang masih berimajinasi, ia malah memiliki perasaan yang tidak enak.
“Ia…” Daniel membuka mulut. Ia tidak pernah bermain dengan anak kecil, tidak tahu bagaimana berkomunikasi dengannya.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar