Bab 552
Di ujung telepon, Victor tercengang, scolah–olah waktu berhenti, sama sekali tidak ada suara: pun.
Tracy menutupi kening dengan serba salah, berkata dengan panik: “Victor, terima kasih, aku akan Tutup teleponnya, kita berkontak lagi saat ada waktu.”
Selesai bicara, Tracy menutup telepon...
Tracy mendongak dan melihat Daniel, jantungnya berdegup dengan sangat kencang, menjelaskan dengan tidak tenang: “Kamu juga sudah mendengarnya, Victor menelepon untuk
incmbicarakan masalalı pernikahan Garcia, tidak ada maksud lain.”
“Ya, aku dengar.”
Daniel mengembalikan ponsel padanya, berbalik dan masuk ke kamar mandi.
Melihat sikapnya yang tenang, hati Tracy malah gelisah. Dia bersiap untuk menyerang dan marah–maralı setelah selesai mandi? Atau mau diam–diam membereskan Victor?
Saat sedang berpikir, terdengar suara ketukan di pintui, kemudian, terdengar suara Bibi Juni: “Nona, apa nona sudah bangun? Anak–anak memintamu dan Tuan untuk sarapan bersama.”
“Kami akan turun sebentar lagi.” Tracy menjawab dengan tergesa–gesa.
“Baik. Kalau begitu, aku akan menyiapkan sarapan kalian.” Bibi Juni pergi.
Tracy berjalan ke kamar mandi dengan bertclanjang kaki. Daniel sedang mandi di dalam. Dia berkata dengan hati–hati: “Anak–anak menunggu kita sarapan.“|
“Ya.” Jawab Daniel
Tracy tidak berani bicara lagi, menggosok gigi dan mencuci wajah di wastafel, lalu melakukan perawatan wajah secara sederhana.
Setelah beberapa waktu, Daniel keluar dari kamar mandi, menutupi tubuh dengan handuk, berjalan keluar sambil menyeka rambutnya, sama sekali tidak melihat Tracy, tentu saja, dia juga tidak marah–marah.
Tracy melihat punggungnya dari cermin, hatinya sedikil gelisah. Apa pria ini mengubah strategi?
Tidak marah–marah, malah perang dingin?
“Aku turun dulu.” Kata Daniel, lalu langsung turun.
“Tunggu... aku..”
Kata “aku” belum selesai diucapkan, Daniel sudah pergi.
Tracy sangat kecewa. Dia tidak mengerti, kesalahan apa yang sudah dia lakukan?
Hanya sedikit mengungkit masalah Ayahnya, dia langsung tidak senang. Dan, begitu menerima telepon, dia mulai perang dingin dengannya...
Intinya, dia baik, juga jahat.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar