Bab 61
“Yang mati itu kamu!” kata Daniel dingin dan arogan, seperti dewa yang mengatur hidup dan mati.
“Apa yang anda katakan...”
Meskipun Daniel tidak melakukan apapun, namun Axel sudah panik, tangan yang menggenggam
pisau belati itu gemetar.
Saat Daniel menyipitkan matanya, aura pembunuhnya keluar.
Sebelum Axel sempat bereaksi, sebuah tangan merebut pisau yang sedang digenggamnya dengan secepat kilat.
Ia masih ingin membalas, namun tangannya langsung ditahan.
“Krak!!” suara tulang patah terdengar, diiringi oleh suara jeritan melengking bergema.
“Berani–beraninya mengancam Presdir Daniel, lancang sekali!”
Ryan sangat marah, menyeret Axel dengan kasar seperti menyeret anjing hutan yang sedang sekarat....
Pandangan Tracy menggelap, ia perlahan jatuh ke lantai.
Sepasang tangan kuat menahannya, melalui pandangannya yang kabur, ia melihat wajah tampan dan marah Daniel.
“Panggil dokter!”
“Baik.”
Tidak sadar sudah berapa lama ia tertidur, Tracy bangun dengan linglung, ia terbaring di sebuah ranjang yang keras, di sebuah ruangan dengan nuansa sejuk, membawa rasa khusyuk dan bermartabat.
Lampu gantung di langit–langit diukir dengan tanda Semas, yang merupakan simbol dari Daniel!
Jangan–jangan ia sedang berada di kamar Daniel?
Tracy duduk bertopang pada tubuhnya yang lemah, menyadari pakaiannya telah diganti, sekarang ia hanya mengenakan sehelai gaun tidur berwarna putih, tanpa baju dalam apapun...
Bagai petir yang sedang menyambar di pikirannya.
Gawat, bagaimana dengan chip itu?
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar