Bab 686
Malam hari scbelum tidur, Daniel menerima pesan dari Victoria lagi. Isi pesan itu penuh perhatian dan hangat.
Victoria benar–benar gigih. Selama dua tahun ini, sctiap hari ia mengirim pesan selamat pagi dan selamat malam pada Daniel, perhatian dan peduli padanya...
Dulu, Daniel akan memilih mengabaikannya, tetapi hari ini Tracy sudah kembali dan ia juga teringat pada ucapan Carlos, Daniel memutuskan untuk menjelaskan kepadanya, jadi ia membalas pesan, “Besok makan malam bersama.”
“Baik, baik, sampai jumpa besok!” Hanya sedikit balasan, tapi Victoria yang berada di sebrang telepon sangat gembira dan bersemangat.
Daniel meletakkan ponselnya dan menutup mata bersiap tidur. Dalam benaknya, muncul sosok Tracy lagi. Ia akan muncul lagi dalam mimpinya malam ini...
Pagi–pagi, Daniel menemani anak–anak sarapan, lalu bersiap mengantarkan mereka ke sekolah.
Selama dua tahun ini, tidak peduli seberapa sibuknya Daniel, ia tetap mengantarkan anak–anak ke sekolah. Perjalanan sclama 40 menit adalah kebersainaan paling berharga antara ayah dan anak.
Sedangkan hari ini, Tuan besar ingin mengantarkan mereka.
Daniel berkata dengan penuh kasih, “Anak–anak, apa Kakek buyut boleh mengantarkan kalian ke sckolah hari ini?”
Daniel memandang anak–anak, ingin mengetahui pendapat mereka,
“Ycy, Kakek buyut akan mengantarkan kami sekolah.” Carla bertepuk tangan sambil berseru gembira.
“Boleh. Kakek buyut belum pernah ke sekolah baru kami, ‘kan. Hari ini, keliling–keliling sekolah.” Carles juga senang.
Carlos hanya menjawab dengan acuh tak acuh, “Terserah!”
“Jadi, biar Kakek buyut yang mengantar?” Daniel melihat Carlos.
“Ya.” Carlos menganggukkan kepala, matanya tetap melihat ke bawah.
“Terima kasih.” Daniel menginstruksi Tuan besar, “Jangan kelelahan, setelah mengantar mereka, langsung pulang istirahat.”
“Ya.” Walaupun Tuan besar jelas kurang tidur dan tampak lesu, nainun ketika memikirkan dapat mengantarkan anak–anak ke sekolah, ia sangat bahagia.
“Aku pergi dulu.” Daniel mcmcluk ketiga anak dan buru–buru pergi,
“Anak–anak, sudah selesai makan?” Tuan besar bertanya sambil tersenyum.
Sudabra Anak–anak mulai membereskan tas sekolah dan mendorong kursi roda Tuan besar berjalan keluar.
“Tiba–tiba, aku teringat hari ini ada kelas Ekonomi Internasional, aku tidak ke sekolah. Kalian saja yang pergi.”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar