Bab 710
Daniel melihat jam tangannya, lalu berbicara kepada Jonson, “Presdir Jonson, aku pulang dulu. Pagi nanti ada rapat penting”
“Baik, terima kasih.” Jonson menjawab dengan sungkan.
Daniel menganggukkan kepala dengan sopan, lalu buru–buru meninggalkannya...
Jonson melihat punggungnya, raut wajahnya berangsur–angsur gelap...
“Bukankah Presdir Daniel sungguh kelewatan?” Pengawal berkata dengan marah, “Kita baru datang, dia langsung pergi. Mungkin ia memang ada urusan bisnis, tapi Nona terluka seperti ini, dan ia bahkan tidak bisa bersandiwara sejenak.”
“Victoria cinta sepihak padanya, sungguh sangat disayangkan..” Jonson mendesah dalam, “Linda memiliki temperamen yang keras, aku bisa memahami Daniel, kenapa dia meninggalkannya. Tapi, Victoria anak yang baik hati dan lemah lembut. Kenapa ia juga harus mendapatkan akhir seperti ini?”
“Nona Victoria terlalu baik hati dan lemah lembut, tidak boleh dimanfaatkan pria.” Pengawal merasa emosional,“Saya rasa, seharusnya Anda mendesaknya, agar Nona besar secepatnya menikah ke keluarga Wallance.”
“Masalah ini mana bisa didesak?” gumam Jonson, “Sudahlah, sekarang aku berharap Victoria cepat sembuh.”
Daniel buru–buru pulang, mandi, ganti baju dan bersiap pergi ke kantor.
Tuan besar hendak mengantar anak–anak ke sekolah. Ketika melihatnya, ia sangat terkejut, “Kenapa kamu pulang? Bukannya kamu di rumah sakit?”
“Sudah mclewati masa kritis, Tuan Jonson juga sudah datang.” Daniel berjalan keluar sambil mengancingkan jasnya, “Hari ini aku ada urusan, aku ke kantor dulu.”
“Kamu.... Tuan besar baru saja ingin emosi, tetapi anak–anak ada di sana. la terpaksa menahan amarahnya.
“Papi, sampai jumpa!” Tiga anak melambaikan tangan kepada Daniel.
“Anak baik!” Daniel berjongkok memeluk mereka, “Lusa nanti, setelah urusan selesai, Papi akan membawa kalian main ke pantai.”
“Oke.” Anak–anak sangat penurut Mereka memeluk Danici, lalu naik mobil.
Tuan besar menarik Daniel ke samping. la bertanya dengan kesal, “Apa yang terjadi? Victoria ada di rumah sakit, kenapa kamu pulang?”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar