Bab 791
“Mungkin perlu vaksin rabies,” kata Daniel dengan santai.
“Pfft!” Duke hampir menyemburkan anggur yang baru ia minum.
Pada saat ini, Lily mengetuk pintu dan bertanya dengan hormat, “Tuan Daniel, saya akan mengobati luka Anda.”
“Bagaimana keadaannya?” Daniel bertanya.
“Sudah tenang, tidak ada yang serius,” kata Lily sambil mengobati lukanya, “Naomi memberinya earphone peredam bising. Jika nanti ada guntur lagi, dia tidak akan bisa mendengarnya.”
“Benar, benar.” kata Duke cepat, “Biasanya mereka selalu memperhatikan cuaca. Begitu ada guntur, mereka akan memakaikan carphone peredam bising. Entah kenapa hari ini mereka tidak memakaikannya. Begitu terdengar suara guntur, kondisinya tidak dapat dikendalikan.”
Mendengar perkataan ini, Daniel terdiam. Ketika dia diserang dua tahun lalu, botol penawar terakhir pecali. Pada saat itu, dia pasti mengalami kondisi di ambang batas kematian dan sudah sangat bersyukur masih bisa hidup.
Sedangkan, amnesia dan trauma akan guntur niungkin merupakan efek dari kejadian waktu itu.
“Luka ini sangat dalam.” Lily mengerutkan kening sambil berkata, “Mungkin harus pergi ke rumah sakit untuk suntik Ictanus. Aku tidak membawa obatnya.”
“Nanti saja.” Daniel tidak peduli. “Kamu awasi dia di sana.”
“Baik.” Lily pergi sambil membawa kotak obat.
Duke memandang Daniel dengan tatapan yang rumit Sebelum Daniel mencium Tracy di dalam mobil dan mengatakan dia menyukainya, Duke suma sckali tidak percaya. Dia hanya berpikir itu adalah strategi Daniel untuk memaksa Tracy keluar dari proyek.
Tapi, sekarang sepertinya dia merasa bahwa Daniel benar–benar...
Tadi trauma Tracy kambuh dan Daniel lebih cemas daripada orang lain. Demi menyelamatkannya, dia tidak ragu untuk menggunakan tubuhnya sendiri demi melindunginya. Bahkan, saat Tracy inen yigitnya sckcras itu, dia sama sekali tidak melepaskannya.
Emosi scperti itu bukanlah Iclucon...
“Lihat apa?” Daniel sedang menclcpon Hartono.
“Apa kamu benar–benar menyukai Tracy?” Duke mengerutkan kening, “Sejak kapan?”
Daniel meliriknya dan tidak buru–buru menjawab, tapi mendesak Hartono: “Apa kainu belum membawa pakaiannya?”
“Sudah, Tuan Danicl, baru saja sampai di lantai bawah.”
LILI
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar