Bab 990
“Ada satu hal lain yang mungkin belum kakek ketahui.” Daniel berkata dengan suara rendah, “Dua tahun lalu, orang yang menyerang Tracy di Thailand, yang membunuh Bibi Juni adalah Linda dan orang yang
bunuh Bibi Juni adalah Linda dan orang yang mengarahkannya dari belakang adalah Devina, putri kakek!”
“Apa kamu bilang???” Mata Tuan, Besar terbelalak keheranan, “Ini, ini tidak mungkin, kenapa mereka melakukan ini??”
“Buktinya sangat kuat, aku sudah menyerahkan semuanya pada polisi.” Daniel mengerutkan kening padanya, “Mengenai alasannya, kakek tanya saja pada putri kakek sendiri.
Dia tidak hanya membunuh Tracy di Thailand, tapi juga menyuruh orang untuk menculik Carlos. Tracy–lah yang menyelamatkan Carlos. Demi memaksa Tracy maju bertarung dengannya, Devina bahkan menembak dan melukai Kiki, juga membunuh orangku...”
“Tidak, ini tidak mungkin...” Tuan Besar tidak mempercayainya, “Bibimu memang sangat ambisius, melakukan segala cara untuk mencapai tujuan, tapi dia tidak akan menyakiti orang–orangnya sendiri.”
“Seluruh kejadian itu terekam di kamera dasbor mobil.” Daniel menyerahkan tablet kepadanya. Jika tidak percaya, kakek bisa melihatnya sendiri. Selain itu, kakek juga bisa tanyakan langsung pada ketiga anakku, apa yang mereka lihat saat itu.”
Tuan Besar menyalakan video dan melihat beberapa adegan, dia benar–benar terpana.
Wajahnya menjadi pucat pasi, lalu memegang dadanya yang sakit dan hampir jatuh dari kursi roda...
“Tuan...” Sanjaya buru–buru memberikan Tuan Besar obat.
“Aku tahu, aku seharusnya tidak memberitahu kakek hal ini sekarang...”
Daniel melihat ekspresi sedih Tuan Besar dan merasa agak tidak tega, tapi dia tetap berkata dengan tegas,
“Tapi, aku harus mengatakan yang sebenarnya. Jika tidak, kakek tidak akan pernah mengerti, sudah berjalan ke arah yang salah. Daripada mengawasiku, lebih baik kakek menghabiskan energi ini untuk bibi, mendisiplinkannya dengan baik, mungkin bisa menghindari banyak bencana baginya...”
“Sudahlah, Tuan Daniel, jangan bicara lagi.” Sanjaya buru–buru menghentikannya, “Jantung Tuan Besar sudah tidak tahan lagi.”
“Kakek pikirkan baik–baik saja.”
Daniel menatap Tuan Besar dalam–dalam, lalu berbalik dan pergi.
Sanjaya meminta Bibi Nina mengambilkan segelas air hangat untuk Tuan Besar. Setelah kondisinya sedikit stabil, dia buru–buru menghiburnya: “Tuan, perkataan Tuan Daniel jangan diambil hati...”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar