Bab 169
Empat orang di ruangan itu tampak tercengang. Bagaimana mungkin wanita secantik itu datang untuk mecari Reva?
Mata Axel tampak menatap lurus.
Hiro yang tampak heran juga bertanya: “Ada.. ada perlu apa kau mencari Reva?”
Wanita itu kemudian terkekeh dan menjawab: “Ooh, tuan Reva telah banyak membantu aku. Aku ingin mengucapkan terima kasih secara langsung kepadanya!”
“Dia membantumu?” Alina langsung menjawabnya, “Apa yang telah dilakukan oleh bajingan tak berguna itu untuk membantumu?”.
WE
“Apakah kau salah orang?”
Wanita itu tampak sedikit mengernyit dan menatap Alina dengan kesal: “Tolong berbicara dengan sopan.”
“Malam sebelumnya, aku mengalami kecelakaan mobil.”
“Tuan Reva telah membantu aku dengan menyelamatkan putriku. Dia mengantar putriku ke rumah sakit. Di saat yang kritis itu dia telah menyelamatkan nyawa putriku.”
Dan beberapa orang yang berada di dalam ruangan itu baru mengetahui bahwa wanita ini adalah wanita yang mengalami kecelakaan di malam sebelumnya itu.
Hana tampak cemburu saat melihat Hiro yang terus menatap mata wanita itu.
“Rupanya wanita itu adalah kau.”
“Huh, lalu mengapa kau ingin aku berbicara dengan sopan?”
“Itu urusanku ingin berbicara seperti apa. Memangnya kau dapat mengaturnya?”
Lalu wanita itu tampak mengernyitkan keningnya. Dia tidak tahu mengapa Hana tiba – tiba begitu marah.
“Kapan tuan Reva akan datang?” tanya wanita itu.
Hana: “Apa urusanmu dengan dia?”
Wanita: Tuan Reva telah menyelamatkan putriku. Saat itu aku sedang terburu-buru dan tidak sempat mengucapkan terima kasih kepadanya.”
“Kebetulan hari ini aku mendapat kabar bahwa dia akan datang kesini untuk makan malam. Jadi aku datang kesini untuk mengucapkan terima kasih kepada tuan Reva!”
Hana tampak cemberut dan berkata: “Tak perlu mengucapkan terima kasih.”
“Reva tak akan datang lagi, kau pergilah.”
Wanita itu tampak terkejut: “Aku dengar tuan Reva sudah datang tadi.”
“Apakah dia tak ada disini?”
“Bagaimana jika kalian meneleponnya dan memintanya untuk datang?”
Lalu Hana berkata dengan marah, “Apakah kau tak mengerti ucapanku?”
“Aku bilang dia tidak akan datang lagi.”
“Kami juga tidak mau meneleponnya karena kami tidak dekat dengannya!”
Wanita itu tampak bingung dan bertanya: “Kalian… kalian tidak dekat?”
“Bukankah kalian ini kerabatnya?”
Hana langsung berkata: “Kau dengar dari siapa?”
“Reva akan segera bercerai dengan kakak-ku, jadi kami bukan kerabatnya!”
“Kami sama sekali tak ada hubungannya dengan dia!”
Wanita itu tampak mengerutkan keningnya dan menatap Alina dalam – dalam: “Baiklah, karena kalian sama sekali tidak kenal dengannya maka lupakah saja.”
“Awalnya aku ingin meminta kalian untuk memberikan kartu ini kepada tuan Reva.”
“Tetapi sepertinya aku harus mencari sendiri tuan Reva untuk memberikan kartu ini kepadanya.”
Ucap wanita itu sambil memegang kartu bank di tangannya.
Mata Hana tampak berbinar dan bertanya: “Apa maksudmu dengan kartu ini?”
Wanita: “Tuan Reva telah menyelamatkan putriku. Jadi aku ingin memberinya kartu ini sebagai hadiah kecil dariku. Didalamnya ada sedikit uang.”
Lalu Hana bertanya dengan resah, “Berapa uangnya?”
“Biaya untuk memperbaiki mobil anda sekitar ratusan ribu dolar. Belum lagi biaya untuk mobil kami juga sekitar 300.000 dolar.”
“Uang di dalam kartu itu apakah cukup untuk memperbaiki mobil…”
Tiba – tiba Hiro menarik ujung pakaian Hana dan berbisik, “Hana, uang di dalam kartu itu pasti tidak sedikit.”
“Itu adalah kartu Diamond dan uang di dalamnya ada sekitar 10 juta dolar!”
Mata Hana tampak membelalak lebar. “Yang… yang benar?”
Hiro mengangguk dengan tak berdaya lalu menatap wanita itu dengan sedikit kejutan yang tampak di matanya.
Orang yang bisa mendapatkan kartu bank seperti itu pasti bukan orang biasa.
Status wanita ini pasti tidak sederhana!
Lalu Hana tersenyum dengan canggung dan berkata: “Kalau… kalau ini kami dapat membantumu untuk memberikan kartu ini kepadanya…”
“Berikan aku kartu itu dan aku akan memberikan kepadanya nanti.”
Kemudian wanita itu melirik Hana dan berkata: “Bukankah kalian tadi mengatakan bahwa kalian tidak ada hubungannya dengan dia?”
Hana: “Siapa yang mengatakan seperti itu, aku adalah adik iparnya!”
Wanita itu tampak mencibir: “Bukankah kau tadi mengatakan dia segera akan bercerai dengan kakakmu?”
Raut wajah Hana tampak risih dan berkata dengan canggung: “Aku… aku hanya bercanda…”
Wajah wanita itu tampak dingin dan menjawab: “Maaf, aku ini tidak suka bercanda!”
“Karena kalian tidak memiliki hubungan yang baik dengan tuan Lee maka aku akan memberikan kartu ini kepadanya secara pribadi!”
“Kau, tidak pantas mendapatkan kartu ini!”
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat