Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 171

Bab 171
Saat Reva menyusul Nara, dia melihat Nara berdiri di sudut jalan dan terisak dalam diam
*Nara, jangan sedih.”
“Sebenarnya itu juga bukan masalah besar.”
Lalu Nara memandang Reva dengan terisak dan berkata: “Reva, mereka sengaja memaksamu untuk bertanggung jawab terhadap uang itu, mengapa… mengapa kau tidak menolaknya?”
“Apakah kau tahu bahwa aku… aku tidak ingin kamu ditindas seperti ini!”
Lalu Reva tersenyum dan berkata: “Nara, apakah kau masih tidak mengerti?”
“Aku tidak peduli dengan apapun yang mereka katakan selama kau bersikap baik padaku, aku tidak merasa ditindas!”
Kemudian Nara menangis lagi dan langsung memeluk Reva sambil menangis dia berkata, “Dasar bodoh!”
“Kau ini benar – benar bodoh!”.
“Mengapa kau begitu baik kepadaku?”
Dengan ringan Reva menepuk – nepuk punggung Nara dan berkata, “Kau adalah istriku, jika aku tidak baik kepadamu lalu aku harus baik kepada siapa?”
Kemudian Nara meneteskan air matanya lagi dan setelah memeluk Reva untuk waktu yang cukup lama, dia baru melepaskan pelukannya.
Lalu Reva juga membantu Nara menghapus tetesan air mata dari sudut matanya, dan sambil tersenyum dia berkata, “Sudahlah, kau menangis sampai cemongan wajahmu, seperti kucing kecil saja!”
“Apakah kau lapar?”
“Aku traktir makan mau?”
Pipi Nara bersemu merah lalu dia memegang lengan Reva tanpa berniat melepaskannya: “Baiklah, malam ini kita berromantis ria sebentar. Bagaimana
dengan makan malam dibawah cahaya lilin?”
*Tidak masalah, apapun yang kau inginkan!”
Lalu Reva membawa Nara ke restoran yang terlihat lebih mewah.
Kemudian meminta pelayan memberikan mereka tempat yang tenang di restoran itu. Mereka berdua kemudian memesan makanan bersama dengan sebotol anggur merah,
Seorang pria melihat mereka berdua yang sedang masuk ke dalam restoran itu. Dan raut wajah pria itu langsung berubah.
Pria itu adalah salah satu bajingan yang saat itu berada di Spoon & Stable dan menjadi anak buah Shiro.
Dia dapat mengenali Reva dengan jelas jadi dia langsung berlari ke belakang dan menelepon Shiro Yu.
Tidak lama kemudian, Shiro telah sampai kesana.
“Brengsek, dimana orang itu?”
Shiro berteriak dengan marah.
“Tuh, disana!” ujar pria itu sambil menunjuk ke arah Reva.
Shiro melirik sebentar lalu melihat Reva dan Nara disana, tiba – tiba matanya tampak menyala – nyala.
“Dasar jalang, beraninya kau tidak mempedulikanku waktu itu.”
“Bagaimanapun juga malam ini aku harus mendapatkanmu!”
Shiro memaki dan melambai: “Cepat, panggil semua anak buahku kemari!”
Lalu pria itu tampak ragu – ragu dan berkata dengan suara pelan, “Tuan muda Shiro, ini toko anda sendiri.”
“Jika berkelahi disini dan tersebar keluar itu tidak akan bagus untuk reputasimu.”
“Selain itu, bajingan ini memiliki kartu VIP Spoon & Stable. Bisa jadi dia ada hubungannya dengan Brad Mont.”
“Jika kita adu keras dengannya aku khawatir nantinya Brad akan kesini mencari masalah. Kalau… kalau sudah begitu maka akan menjadi semakin rumit masalahnya dan tidak mudah untuk diselesaikan!”
Shiro tampak kesal dan berkata: “Sial, jadi aku harus takut kepadanya?”
Kemudian pria itu langsung mencibir dan berkata: “Tuan muda Shiro jelas tidak takut pada lelaki tua bernama Brad itu.”
“Tetapi daripada kita menambah masalah lebih baik mencegah adanya penambahan masalah.”
“Jika sekarang kita pergi kesana untuk membereskannya dengan tanpa alasan, aku khawatir nantinya jika papamu mengetahuinya dia juga tidak akan membelamu.”
“Tetapi jika kita mempunyai alasan, maka lelaki tua itu juga tidak dapat mengatakan apa – apa!”
Shiro langsung bertanya dengan penasaran, “Apa maksud ucapanmu ini?”
Lalu pria itu tampak tersenyum dan mencondongkan tubuhnya kemudian berbisik kepada Shiro untuk menceritakan rencananya.
Tidak lama kemudian setelah Reva dan Nara duduk, anggur dan hidangan yang di pesan pun segera disajikan.
Lalu pelayan datang untuk membuka botol anggur merah itu di depan mereka berdua. Lalu dia menuangkan mereka masing – masing segelas anggur merah dan berkata sambil tertawa, “Silahkan dinikmati!”
Nara meliriknya sekilas dan tampak sedikit terkejut: “Reva, apakah hidangan ini kau yang pesan?”
Reva menggelengkan kepalanya dan berkata: “Aku tidak memesan ini.”
Lalu dengan bingung Nara bertanya, “Jadi, apa yang terjadi sekarang?”
“Pelayan, apakah kalian salah mengantarkan hidangan?”
Kemudian pelayan melihat daftar pesanannya dan menggelengkan kepalanya sambil berkata: “Tidak salah koq.”
“Ini memang pesanan kalian.”
**Truffle putih Italia, Kaviar mutiara Kaspia Foie Gras Prancis, daging sapi Kobe dan Abalon Australia.”
“Oh yah ngomong – ngomong, ini adalah anggung merah Romanee Conti.”
Mendengar semua nama – nama hidangan itu membuat Nara tampak terkejut.

Meskipun dia belum pernah makan semua makanan – makanan ini tetapi dia juga pernah mendengarnya. Dan semua makanan ini adalah makanan premium yang sangat mahal.

Dan Romanee Conti ini adalah anggur merah terbaik yang dapat berharga puluhan bahkan ratusan ribu sebotolnya.

Previous Chapter

Next Chapter

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat