Rafael menunjukkan ekspresi menghina saat melihat Reva. Dia adalah pewaris keluarga Scatter yang merupakan salah satu dari sepuluh keluarga terpandang di kota Carson. Menurutnya Reva yang hanya mengenakan pakaian biasa tampak seperti seorang pengemis di jalan. Jadi dia punya hak apa untuk berbicara dengannya? “Ini benar-benar omong kosong. Kapan kak Anya mengundang seseorang, mengapa aku tidak mengetahuinya?” “Kau kira karena kak Anya tidak datang kesini jadi kau bisa asal bicara?” “Aku beritahu yah, resepsi Genting ini sangat mewah dan keamanan disini juga sangat ketat.” “Dengan menyelinap ke resepsi Genting ini sesuka hatimu itu bisa dianggap sebagai kasus pencurian yang serius!” “Jika sampai aku menelepon polisi, huhh, pasti akan tamat riwayatmu!” Saat Rafael berbicara matanya menatap Nara terus menerus. Dia memang seorang buaya. Dan saat melihat ada wanita yang begitu cantik di depannya bagaimana mungkin dia rela melepaskannya. Reva: “Kau bisa bertanya kepadanya apakah kami memang benar diundang oleh direktur Smith atau bukan?” Lalu Rafael berkata dengan marah: “Kau kira kau siapa hah, beraninya mendikteku?” “Kau memintaku bertanya lalu aku harus pergi bertanya begitu? Kau kira aku anak buahmu yah?” Reva mengerutkan keningnya dan bertanya: “Lalu maksudmu bagaimana?” Rafael: “Keluarkan surat undangan, kalau tidak, aku hanya bisa mempersilahkan kalian keluar dari sini!” Dia berpikir dalam hatinya bahwa nanti dia mengantar mereka ke ruang keamanan yang ada di belakang kemudian dia akan langsung masuk dan membuat Nara telungkup. Dia telah melakukan hal seperti ini selama bertahun – tahun Reva merasa sangat kesal saat melihat mata Rafael yang menatap tubuh Nara terus menerus. Lalu dengan dingin Reva berkata, “Sepertinya kau tidak menganggap serius undangan dari direktur Smith?” Dan Rafael mencibir kemudian berkata: “Aku tidak peduli siapa yang mengundang kalian. Tanpa surat undangan, kalian tidak berhak masuk ke resepsi Genting!” “Sudahlah, kurasa kalian juga tidak dapat mengeluarkan surat undangan itu.” “Ayo, kirim mereka ke ruang keamanan. Dan aku akan menginterogasi mereka secara langsung!” Beberapa bajingan itu semuanya menyeringai karena mereka telah tahu dan mengerti apa yang akan dilakukan Rafael setelahnya. Kemudian mereka segera mengepun Nara. Salah satu dari mereka bahkan mengulurkan tangannya untuk meraih Nara. Wajah Reva menjadi dingin dan dia langsung menampar wajah pria itu dengan punggung tangannya, lalu memukulnya sampai jatuh ke lantai dan sebagian dari wajahnya langsung bengkak. Semua orang yang berada di sekitar situ tampak tercengang dan menoleh ke arah mereka. Raut wajah Rafael tiba – tiba berubah dan dia berteriak dengan marah, “Beraninya kau!” “Menyelinap masuk ke resepsi Genting dengan tanpa undangan dan sekarang masih berani menghajar seseorang disini?” “Kalian ini bukan pencuri tetapi perampok!” “Pengawal, tangkap mereka untukku!” “Jika mereka berani melawan langsung hajar sampai mati saja!” Lalu semua pengawal itu langsung mengepungnya dengan muka garang. Dan disaat yang bersamaan tiba – tiba terdengar suara yang dingin dari belakang: “Apa yang kalian lakukan?” Semua orang menoleh untuk melihat bahwa Anya yang dibalut dengan gaun malamnya masuk ke ruangan itu dengan perlahan. Raut wajah Anya tampak sedingin es. Matanya menyapu kerumunan orang itu dan tak ada satupun yang berani menatap langsung ke arahnya. Ekspresi Anya sekarang bagaikan seorang ratu. Auranya sangat luar biasa! Lalu Rafael dengan cepat berkata, “Kak Anya, kau datang di waktu yang tepat.” “Kedua orang ini menyelinap masuk ke dalam pesta ini. Aku curiga mereka adalah pencuri.” “Aku ingin menyelidikinya tetapi akibatnya mereka malah memukuli anak buahku.” “Demi keamanan resepsi, aku akan membawa mereka ke ruang keamanan agar tidak mengganggu tamu – tamu terhormat yang sedang berada disini!” Rafael ini sangat licik. Dia sama sekali tidak membahas masalah surat undangan tetapi malah memfokuskan masalah Reva yang memukuli orang. Karena saat dia melihat tatapannya Anya sepertinya benar – benar mengenal Reva. Jika sampai dia membahas masalah surat undangan maka hanya akan membuat masalah bagi dirinya sendiri. Tetapi karena Reva tadi benar – benar telah memukul orang sehingga jika masalah ini di selidiki lebih lanjut Reva juga tak mungkin bisa melarikan diri dari masalah ini. Wajah Anya tampak dingin dan berkata: “Rafael, sejak kapan kau mulai mengatur keamanan resepsi?” “Kedua tamu ini adalah tamu terhormat yang aku undang sendiri. Kau berani mencurigai mereka sebagai pencuri?” “Apakah menurutmu semua orang yang kukenal adalah pencuri?”
Previous Chapter
Next Chapter
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat