Bab 1964 Panas Membara
“Aku masih di Kota Snowy. Baguslah Bibi tidak apa-apa. Aku khawatir.” Bibi Lauren menghela napas lega, “Di luar aku melihat ada ledakan besar di istana Presiden, lalu ada kendaraan militer dan juga helikopter. Seperti berperang saja, menakutkan orang.”
“Masalahnya sudah selesai.” Dewi berkata dengan suara rendah, “Rupanya, Lorenzo sudah mengatur rencana.”
“Dia lebih tenang dari yang kukira.” Bibi Lauren menghela napas dengan tulus. “Ketika aku melihat deretan helikopter, aku tahu semuanya ada dalam rencananya. Bahkan kalau kamu tidak. kembali, dia akan baik-baik saja.”
“Benar….” Dewi tersenyum pahit, “Setiap kali aku maju membantunya, akhirnya tetap tidak ada gunanya!”
“Jangan berkata begitu.” Bibi Lauren tertawa, “Akhirnya, kamu bisa memahami perasaanmu sendiri dengan jelas ….”
“Perasaan?” Dewi tertegun.
“Kamu sudah jatuh cinta padanya, apa kamu tidak sadar?” Bibi Lauren menghela napas, “Dewi, kamu tidak boleh mengabaikan apa yang aku katakan padamu sebelumnya. Lakukan apa yang bisa membuatmu senang. Bibi hanya berharap kamu bahagia!”
Dewi sangat tersentuh dengan perkataan Bibi Lauren.
“Dewi, kamu harus segera kembali ke Kota Bunaken dan mencari gurumu untuk melakukan operasi. Hal lainnya, nanti saja dibicarakan. Masalah ini tidak bisa ditunda lagi, mengerti?”
Bibi Lauren mengingatkannya dengan sungguh-sungguh.
“Baiklah.” Dewi mengangguk, “Oh ya, Brandon, aku akan segera mencari Jeff dan minta mereka untuk melepaskan Brandon. Nanti Brandon harus ke mana untuk bertemu Bibi?”
“Hotel Alila!”
“Mengerti.”
Setelah menutup telepon, Dewi pergi mencari Jeff dan memintanya untuk melepaskan Brandon.
Jeff menyuruh orang untuk melakukannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun, bahkan tanpa mengajukan pertanyaan.
Sebaliknya, Dewi yang jadi penasaran, “Kamu setuju begitu saja, tidak takut Lorenzo akan memarahimu?”
1/2
“Sebelum pergi, Tuan sudah memerintahkan, kami harus melakukan apa yang Nona minta.” Jeff berkata sambil tersenyum, “Termasuk melepaskan kakak mantan itu!”
“Pfft!” Dewi tidak tahu harus tertawa atau menangis ketika mendengar julukan ini, “Sudah, cepat lepaskan dia. Antar dia ke…”
“Hotel Alila, aku tahu.” Jeff memotong kata-katanya
“Bagaimana kamu bisa tahu?”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar