Bab 649
“Scharusnya kamu tahu tabiat bibimu. Bagi orang yang tidak patuh, tidak peduli apa pun yang kamu katakan, dia tidak akan menyerahkan obat penawar itu.” Tuan Besar mengancam lagi, *Kecuali aku yang buka mulut!”
“Kakek…...”
“Scharusnya kamu juga tahu, tabiatku.” Tuan Besar tidak memberi Daniel kesempatan untuk bicara, “Kalau aku mau melindungi bibimu, kamu tidak akan bisa menyentuhnya!”
Daniel mengerutkan kening, memang benar.
“Kalau aku menyuruhnya untuk menundanya, tidak menyerahkan obat penawar, maka cepat atau lambat, wanita itu tetap akan mati, aku juga lebih hemat tenaga.” Tuan Besar mengucapkan kata–kata yang lebih kejam, “Aku banya melihat ketiga anak itu, barulah membiarkannya hidup, itu sudah sangat berlapang dada!”
Saat mendengarnya, Daniel terdiam.
Sekarang semua kenyataan memberitahunya, harus menyerah terhadap Tracy!
Tracy adalah putri pembunuh ayahnya, incrupakan keturunan dari musuh keluarganya. Meski dia tidak mempermasalahkan dendam, tapi Tracy tetap akan melibatkan seluruh Grup Wallance dan keluarganya, juga akan melibatkan anak–anak..…
Yang lebih penting lagi adalah, kalau tidak berpisah dengan Tracy, dia ijdak akan mendapatkan obat penawar ilu. Tracy tetap akan mati....
“Kamu pikirkan dengan baik.” Tuan Besar sama sekali tidak memberi ruang pada Daniel, “Antar dia pergi, itulah yang terbaik!”
Selesai bicara, Thomas datang dengan tergesa–gesa, memberi hormat pada Tuan Besar dulu, lalu berbisik di samping Iclinga Daniel, “Sudah ditangkap, tapi dia tetap tidak mau menyerahkan obat penawar itu, kami juga tidak berani bersikap keras padanya.”
Pada saat yang sama, Windy bergegas dan berteriak dengan panik, “Presdir Daniel, Presdir Daniel, cepat pergi lihat, Kak Tracy....”
“Ada apa dengannya?” Daniel segera berlari keluar.
“Tadi dia tiba–tiba sakit kepala, lalu mengeluarkan banyak darah......”
Suara Windy gemetar, terdengar sengau.
Daniel segera berlari ke ruang istirahat. Tracy berbaring di sofa, memegang kepala dengan sangat menderita, hidungnya terus berdarah, menodai gaun pengantin putihnya.
Bibi Juni memegang tangannya di samping menangis dan gemetar: “Nona, jangan menakutiku......”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar