Bab 1918
“Saranku, kita bahas lagi setelah Dewi bangun saja,” ujar Pangeran Willy memberi saran, “Mungkin dia sendiri punya cara.”
“Hm.” Lorenzo berbalik dan berjalan keluar kamar, lalu memberi perintah pada Jasper, “Antar Pangeran pulang.”
“Baik.” Jasper mendekat dan berkata hormat, “Pangeran, silakan!”
Pangeran Willy masih ingin mengatakan sesuatu saat melihat punggung Lorenzo, tapi akhirnya dia tidak jadi mengatakannya.
Dia hanya ingin melihat Dewi sebentar, tapi Lorenzo jelas tidak memberinya kesempatan ini.
Lorenzo menunjukkan dominasinya dengan sangat jelas saat ini.
Dulu dia mengira, pria itu hanya bisa membagi dendam dan budi dengan jelas dalam urusan Bisnis, tapi tidak disangka hal itu malah makin tampak nyata dalam urusan perasaan!
Jasper mengantarkan Pangeran Willy keluar dari rumah sakit dan memerintahkan dua mobil untuk berjaga di depan dan belakang saat mengantarnya dan baru masuk ke dalam rumah sakit setelah rombongan mobil itu menjauh.
Robin mengalihkan tatapannya dari kaca spion, lalu berkata dengan hati-hati, “Pangeran, dilihat dari karakter Tuan L, dia tidak akan mengizinkanmu mendekati Tabib Dewi sedikit pun, bagaimana kalau kita pulang saja?”
“Tunggu sebentar lagi.” Pangeran Willy menurunkan pandangannya, entah sedang memikirkan apa, “Tunggu beberapa hari lagi.”
“Hah ….”
Robin tidak berbicara banyak lagi, tapi dia merasa sangat khawatir.
Sejak kejadian penculikan kali ini, sepertinya perasaan Lorenzo terhadap Dewi lebih dari yang mereka bayangkan ….
Saat Dewi diculik, dia langsung mengerahkan tenaga militer tanpa memedulikan apa pun.
Dia langsung mengejar ke dalam hutan untuk menyelamatkan Dewi.
Sekarang bahkan meninggalkan urusan di perusahaan dan berada di rumah sakit untuk menjaga Dewi ….
Dia tidak pernah memedulikan dan mementingkan sesuatu seperti ini, ini pertama kalinya!
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar