Login via

Noir et Blanc novel Chapter 3

Author’s POV

Setelah insiden itu, Chloe banyak mendapat perhatian dari senior dan orang-orang seangkatannya. Banyak senior yang malah sinis kepadanya, tetapi di lain sisi, banyak juga senior yang memuji keberaniannya untuk berkata demikian kepada Wilson.

Salah satu orang yang kagum padanya adalah Jocelyn, gadis yang kemarin membantu merelai mereka berdua. Hari ini kakak gugus kelompok Chloe diubah menjadi perempuan karena sesudah insiden itu, panitia-panitia langsung membawa ini ke dalam rapat mereka. Demi menjaga Chloe, Wilson ditukar dengan orang lain. Chloe sangat menyayangkan hal ini, bukan karena pergantian kakak gugus, melainkan menyayangkan pertukaran ini terjadi sehari sebelum ospek selesai.

Chloe sedang berdiri dengan beberapa mahasiswa baru lainnya yang menunggu jemputan, karena salah satu peraturan dalam ospek, bahwa mahasiswa baru tidak boleh membawa kendaraan untuk alasan keselamatan. Sebenarnya Chloe tidak terlalu keberatan dengan peraturan tersebut, karena bisa saja ada mahasiswa yang mungkin terlalu lelah hingga tidak focus waktu menyetir, tapi ia tidak punya pilihan lain selain melawan peraturan tersebut, karena ibunya tidak bisa menyetir dan tentu saja ia tidak ada sesiapun yang bisa mengantar dan menjemputnya.

Caranya ialah, ia akan ikut naik angkot dan berhenti agak jauh di tempat mobilnya diparkir. Untuk menghindari aduan mahasiswa baru lainnya, ia masuk angkot setelah sepi. Sembari menunggu, Chloe menoleh ketika seseorang menepuk pundaknya, yang ternyata itu adalah Jocelyn,

“Hey,” ujar gadis itu,

“Ya?” tanya Chloe tanpa banyak basa basi,

“Belum dijemput ya? Rumahmu dimana?”

“Nunggu angkot, di daerah sei panas,”

“Mau bareng? Rumahku daerah Nagoya, bisalah kalau mau lewat sei panas,”

“Tidak usah, terimakasih,” ujar Chloe, mengangguk kecil. Ia kembali membalikkan pandangannya dari Jocelyn lalu melihat-lihat angkot yang di jalanan Batam yang riuh.

Jocelyn tidak menyerah, dia berjalan ke depan Chloe agar Chloe melihatnya. Jocelyn menggantungkan tangannya kepada Chloe,”Aku Jocelyn,”

Chloe melirik tangan gadis itu dan menyambutnya dengan singkat,”Chloe,”

Jocelyn terkekeh,”Seharusnya kita sudah saling tau nama ya! Kita kan se gugus,”

Chloe tersenyum kecil dan mengangguk, lalu kemudian mengalihkan pandangannya lagi untuk mencari angkot. Jocelyn menarik nafasnya untuk membuka percakapan dengan Jocelyn,

“Kemarin…”

Chloe langsung melirik gadis itu lagi,

“Kemarin kau sangat keren,”

“Benarkah?”

“Ya! Absolutely yes!”

“Why makes you think like that?”

“Woah, you have a good accent!”

“Not really. Moreover, it’s not about the accent that makes you look great, it’s about vocabulary and grammar,”

“I see…”

“So what is it?” tanya Chloe lagi kepada Jocelyn,

“Sorry?”

“Kenapa kau bisa berpikiran itu keren padahal itu menghina senior kita,”

“Bagiku kau tidak menghina kak Wilson, bagiku kau sangat keren bisa berani berkata begitu. Lagipula memang nafasnya aja yang bau, hahahaha,”

Keduanya tertawa lepas,

“Aku kira aku saja yang berpikiran begitu,” ujar Jocelyn lagi,

“Aku hanya mengatakan fakta yang kualami selama dia menjadi kakak gugus kita,”

“Kau benar hahaha,”

“Eh, aku sudah dijemput. Kau tidak ingin bareng?”

Chloe menggeleng dan Jocelyn menghela nafas pasrah,”Oke deh. Sampai bertemu besok,”

Chloe hanya tersenyum kecil dan sedikit melambai ketika Jocelyn masuk ke dalam mobilnya.

“Iya kalau kita besok sekelas,” ujar gadis itu, seolah melanjutkan perkataan Jocelyn. Walaupun prodi mereka sama, yakni multimedia, tapi itu tidak menjamin jika mereka akan sekelas.

Comments

The readers' comments on the novel: Noir et Blanc