Author’s POV
“HAH, RASANYA LEGA SEKALI!” ujar Jocelyn, memegang dadanya yang seakan ingin meledak karena sangking gugupnya. Ia tidak menyangka akan banyak pertanyaan yang dilontarkan teman sekelasnya. Lebih epic lagi saat dosen juga mempertanyakan mereka, menguji apa mereka benar-benar menguasai materi yang mereka sajikan.
Beruntung, Chloe dan Gavin melakukan yang terbaik menurut wawasan mereka, dan juga Jocelyn, ia sangat gugup, tapi karena Chloe menepuk pundaknya beberapa kali, ia berusaha untuk tidak menghiraukan rasa mindernya dan ikut menjawab pertanyaan dari dosen tersebut.
“Rasanya seperti kita diserang,” ujar Jocelyn, bermalas-malasan di meja kantin. Ia hanya memesan jus, untuk melegakan dirinya,
“Ini semua salahku. Seandainya aja waktu itu aku dapat undian nomor 1-“
“Tidak ada yang salah disini,” ujar Chloe, sambil melihat Jocelyn yang masih menutup wajahnya,
“Benar, selepas ini kita kan bisa bebas. Setiap minggu akan ada 2 kelompok yang akan berdiri presentasi. Jadi kita udah gaada beban lagi sekarang,” lanjut Gavin.
“Kalian, apa setelah ini kalian ada kelas?”
Baik Chloe maupun Gavin menggelengkan kepala mereka,”Tidak,”
Jocelyn tersenyum girang,”Bagaimana kalau kita jalan-jalan? Kebetulan aku bawa mobil kali ini,”
“Jalan-jalan?”
“Iya! Daripada suntuk dirumah,”
“Oke, aku join,” ujar Gavin,
Chloe masih diam, berpikir apa dia ikut apa tidak. Ia tidak terlalu menyukai tempat keramaian,”Memangnya mau kemana?”
“Aku kayak pengen kita ke Ocarina aja sih,”
“Hmmm... kayaknya gak pas deh. Ngapain juga ke Ocarina?”
“Ada wahananya, aku mau,” ngeles Jocelyn.
“Bagaimana kalau kita nonton aja? Mumpung weekday, pasti lebih murah,”
“Boleh boleh,” ujar Jocelyn, sebelum dia menyadari Chloe belum bersuara hingga saat ini,
“Chloe, kau ikut kan?”
Chloe menggigit bibirnya. Tidak biasanya dia berjalan-jalan begini bersama orang-orang,”
“Ikut dong, please…” bujuk Jocelyn, sembari memegang tangannya dengan harapan yang tinggi. Chloe mengarahkan padannya ke Gavin, namun Gavin sendiri dia mengendikkan bahunya seakan memberitahunya agar ia bisa memutuskannya sendiri,
“Oke,”
“YEAAYYY,” Chloe mengedipkan matanya sebagai bentuk kekagetannya dengan pekikan Jocelyn.
“Kenapa dia bisa sesenang itu?” pikirnya yang sama sekali tidak mengerti,
“Kalau begitu aku bakalan ajak Jeffry ya!”
“Siapa itu Jeffry?” tanya Gavin,
“Dia sahabat aku, kami biasanya bersama sih. Tapi karena kali ini kami kuliah di falkultas yang berbeda, jadinya kami jarang hang out bareng,”
Gavin hanya mengangguk mengerti. Dalam hati, ia senang juga ketika Chloe memutuskan untuk ikut bersama dengan mereka. Entah mengapa, ada suatu hal yang membuatnya tertarik dengan Chloe, walaupun ia sendiri tidak mengerti bagaimana untuk menjelaskannya,
Dengan segera, Jocelyn menghubungi Jeffry dan tidak lama kemudian gadis itu menaikkan tangannya sebagai bentuk kesenangannya,”Jeffry bilang dia ikut gais!”
“Hmmm… tapi katanya kita harus menunggunya selesai kelas nih,”
“Berapa lama lagi?” tanya Chloe,
“Sekitaran 20-30 menit lagi sih,”
“Lumayan lama juga ya…”
“Iya nih, tapi kalian masih mau ikut kan? Aku traktir nih!”
Mata gadis itu menjelajahi Gavin untuk mendapatkan jawaban darinya, begitu juga ia lakukan untuk Chloe,
“Oke, jadi apa yang harus kita lakukan sekarang sambil nungguin orang itu, siapa namanya tadi?”
“Jeffry, Gavin. Jeffry…”
“Oh okay…”
Jocelyn berpikir sejenak, ”Bagaimana kalau kita main truth or dare?”
“Bingo! Aku suka itu,”
“Bentar aku beli air dulu, biar kita bisa main”
“Oke,” ujar gadis itu dengan serentak,
****
Chloe’s POV
Disinilah kami berada, di kantin yang beruntungnya sedang sepi karena kami sangat ribut.
Comments
The readers' comments on the novel: Noir et Blanc